Minggu, 07 Agustus 2011

Untuk Kau yang Kurindu (yang entah ada di mana)

Kau orang baru di desaku..
sungguh cantik nian dirimu. Andai saat itu ada pemilihan kembang desa, kuyakin dirimu yang kan terpilih menjadi Ratunya.

Hanya tatapan tulus, seulas senyum nan menyentuh kalbu,, sungguh bersahabat.

Selanjutnya, aku mengenalmu sebagai siswi baru di sekolahku.
Aku hanya tak menyangka siswi baru itu adalah kau. Hanya sesimpul senyum bersahabat yang kau lemparkan padaku disaat teman-teman yang lain mengerumunimu mengajak berteman, bak semut yang mengerumuni gula. Sedang aku menjadi semut yang angkuh tak beranjak dari tempatku yang jauh darimu. Hanya balasan senyum yang dapat kuberikan sebagai awal perkenalan kita, karena malam sebelumnya sebetulnya aku telah memimpikan dirimu menjadi sahabatku.

Mungkin aku memang benar semut yang angkuh.. Gula yang telah menghampiriku.
Ya, hari itu kau datang ke kelasku bersama salah satu sahabatku. Kau mengajakku berkenalan! wah! yang benar saja, sungguh aku tuan rumah yang tak sopan. Seharusnya aku yang pertama mengajakmu berkenalan (maafkan aku untuk hal ini sobat).

Hari itu di sekolah, kaulah yang menjadi hotnews. Sepanjang koridor dan ruang kelas anak-anak hanya membicarakan tentang dirimu, "sang Bidadari". Sempat membuatku khawatir, kalau-kalau ada orang yang memperhatikanmu dan membuatku cemburu.

Hari berganti hari, aku dan kau semakin akrab saja. Sampai-sampai sahabatku cemburu dan mengatakan aku telah melupakan mereka. sekali-kali tidak! Mereka tetap menjadi sahabatku, seperti dirmu. Meskipun waktu yang kita butuhkan untuk dekat memang sangat singkat. Entah apa yang membuatnya seperti itu? Entah karena kita sama-sama lahir pada tanggal 11? Entah karena orang yang kita sukai sama? Entah karena aku sering menemanimu ketika keluargamu sedang keluar? entah karena kita memang tetangga? atau itu semua yang menjadi alasannya? entahlah, sobat..
yang pasti.. kau telah mengambil bagian di sudut hatiku menjadi orang yang kukasihi.

Begitu banyak kisah yang telah kita lalui. kau sungguh membawa perubahan yang banyak dalam hidupku. Kau teman curhatku, kau saudara perempuanku, kau juga bahkan dapat menjadi saudara laki-lakiku, kau seperti ibuku yang senantiasa memperhatikanku, kau seperti adikku yang selalu menghormatiku, dan kau juga seperti nenekku yang cerewet.. kau adalah sahabatku..

kita sering curhat.. kau masih ingat?
kita sering bertukar cerita satu sama lain sampai jam 4 subuh! kita kadang telat bangun gara-gara itu. Dan itu tidak hanya terjadi sekali-kali. tapi sering! hampir setiap hari! bahkan ketika hari-hari ujian harian pun, kita masih tetap saja mengobrol yang tak ada ujungnya dan lupa belajar.

Pernah suatu kali kita bertengkar.. tapi aku lupa karena masalah apa? hmm.. tidak untuk diingat memang. Yang masih membekas, kau pun sempat menyinggungku hanya agar aku menoleh padamu (itu alasan yang kau katakan ketika kita sudah baikan). sepertinya hanya tiga hari memang.
Kau tiba-tiba muncul berlutut dihadapanku meminta maaf.. oh maafkan diriku yang angkuh ini, sobat. Kejadian itu tak akan pernah terulang lagi.. Aku berjanji tak akan membuatmu seperti itu lagi.

Sobat, aku sangat ingin memenuhi janjiku itu..
di mana dirimu saat ini sobat?
kabar terakhir yang kudengar, kau telah berkeluarga (Alhamdulillah).
Tapi mengapa dirimu begitu tega tak mengabariku?

Dulu kau pergi, hanya pamit ingin menemui orang tuamu. semua tanggung jawabmu di sekolah kau amanahkan padaku. bodohnya aku yang tak menyadari dan merasa akan kehilangan dirimu.
Sampai pada waktu magrib, keluargamu menelponku dan mencarimu! kau hilang..
lutuku gemetar..kepalaku pening.. tangisku tumpah..
aku berjalan mengelilingi desa mencarimu. menghubungi semua teman kita yang mungkin mengetahui keberadaanmu.

Aku ingat, saat itu bulan ramadhan.
aku bahkan menangisi dirimu yang pergi, menangis sampai subuh. mataku bengkak. aku sungguh lelah mencarimu semalaman tapi tak membuahkan hasil. keluargaku sampai tak berani mendekati dan menegurku. mereka biarkan diriku menumpahkan segala kesedihan kareka kehilanganmu.
Kau lalu mengabariku bahwa sekarang kau telah berangkat ke JKT menemui ayahmu..
ada sedikit kelegaan bahwa kutau kau baik-baik saja dan bersama kakakmu.

Bagaimana kabarmu saat ini, sobat?
Terakhir kali aku melihatmu dengan potong rambut extra pendek, persis seperti laki-laki. Saat itu kau sungguh seperti cowok korea yang manis dan tampan.

Bagaimana keadaanmu saat ini, sobat?
terakhir kali kulihat dirimu bertambah kurus.. tapi tatapan tulusmu padaku tak pernah surut.

itu semua yang terakhir kali aku melihatmu 5 tahun yang lalu..
aku sungguh merindukanmu, sobat.
di mana pun aku selalu mencari informasi tentang dirimu. menanyakanmu kepada siapa pun yang mungkin mengetahui keberadaanmu. orang lain pun yang mengenal kita, selalu memberi tahuku ketika hanya melihat dirimu. itu sudah cukup membuatku lega bahwa kau baik-baik saja. tapi itu juga yang membuatku semakin sakit akan rindu ingin segera melihatmu, Neno..

Masih kah kau mengingatku?
Masih kah aku menjadi sahabatmu?
Tak pernah kah kau berusaha untuk bertemu denganku, sobat?

Sungguh,
ketika nanti aku bertemu denganmu, hal pertama yang akan aku lakukan adalah menimpukmu!
kau telah melukai sudut hatiku, pergi tanpa pamit..

Semoga kau membaca ini, sobat.. aku sungguh merindukanmu..

Teruntuk Neno (Nuraeni Salahuddin)