Sabtu, 30 Juli 2011

Dalam Selimut Keluargaku

Meskipun tanpa sinar rembulan, kerlip bintang ternyata cukup menyinari balai-balai yang sudah tak berkaki. Aku, Tetta, Ibu, Lila, Nunung, Ummi, Tante Mammeng, Tante Lonna, Om Bair, Om diwa, Nisa, Rani, Luli, Akram dan Baim. KOmplit!keluargaku.. kami yang berjumlah tak sedikit ternyata cukup untuk balai-balai yang tak lebih dari 2X1 itu (untung saja sudah tak berkaki jadi tak perlu ada adegan roboh lagi.^^).



Ikan Bakar, Nasi Santan, Sambal Dabu-dabu, Sambal Kacang Tumis, Acar Manis, dan Asap sisa pembakaran ikan cukup mampu mempersatukan kami dalam cinta dan tawa. Ditambah lagi dengan teriakan-teriakan yang melarang Baim untuk mendekati api sisa pembakaran, sedang si Baim Kecil dengan senangnya melihat kami shock."Aku Sangat Menyayangi Kalian.".. Rasa syukur tak henti kupanjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa menjaga keutuhan cinta dan kasih keluargaku.



Dinginnya angin malam tak terasa karena dibalut hangatnya "selimut keluargaku".

Ya Allah, aku ingin selalu seperti ini.

Bisa melihat senyum mereka, bisa mendengar tawa mereka, bisa merasakan kasih sayang mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar